ARTIKEL
Pendahuluan
Perubahan sosial mengacu pada perubahan dalam tatanan sosial dalam
masyarakat. Perubahan sosial termasuk perubahan dalam lingkungan,
lembaga-lembaga sosial, perilaku sosial, dan hubungan sosial. Perubahan sosial
juga dapat mengacu pada gagasan kemajuan sosial atau evolusi sosial budaya.
Perubahan sosial dapat berlangsung dengan cepat ataupun dengan lambat dan pada
umumnya tidak disadari oleh masyarakat. Orang hanya akan mengetahui perubahan
sosial ketika dia membandingkan kehidupan sosial di masa lampau dengan masa
kini.
Tidak ada
masyarakat yang tidak mengalami perubahan. Walaupun itu terjadi secara tidak
disadari. Namun, perubahan tersebut akan terasa ketika kita membandingkan
masyarakat tersebut dari masa lalu sampai masa kini. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari cara berpakaian, cara bertutur, cara belajar, perubahan norma, dan
sebagainya. Perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks.
Menurut
Selo Soemardjan, pengertian perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pengertian perubahan sosial di
masing-masing ahli sosiologi bisa berbeda-beda.
2. Penyebab Perubahan
Sosial
Perubahan
sosial dalam kehidupan masyarakat terjadi karena masyarakat tersebut
menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya dorongan
dari luar sehingga masyarakat secara sadar ataupun tidak akan mengikuti
perubahan.
Perubahan
berasal dari dua sumber yaitu faktor acak dan faktor sistematis. Faktor acak
meliputi iklim, cuaca, atau karena adanya kelompok-kelompok tertentu. Faktor
sistematis adalah faktor perubahan sosial yang disengaja dibuat. Keberhasilan
faktor sistematis ditentukan oleh pemerintahan yang stabil dan fleksibel,
sumber daya yang cukup, dan organisasi sosial yang beragam. Jadi, perubahan
sosial biasanya merupakan kombinasi dari faktor sistematis dengan beberapa
faktor acak.
Menurut
Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor intern (dari dalam masyarakat) dan ekstern
(dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat. Faktor intern meliputi perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru,
konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan (revolusi) dalam tubuh masyarakat.
Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor alam yang ada di sekitar masyarakat
berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
3. Bentuk Perubahan
Sosial
Bentuk perubahan sosial dapat
dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu perubahan evolusi dan perubahan
revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, dan perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil.
3.1. Perubahan Evolusi
dan Perubahan Revolusi
Perubahan evolusi dan perubahan revolusi
adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan lama perubahan sosial tersebut.
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam waktu
yang cukup lama dan terjadi karena dorongan dan usaha-usaha masyarakat guna
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan hidupnya. Sedangkan perubahan revolusi
adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang relatif cepat
dan terjadi karena ada ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu keadaan.
Keduanya sama-sama tidak ada unsur kehendak atau perencanaan sebelumnya.
3.2. Perubahan
Direncanakan dan Tidak Direncanakan
Perubahan direncanakan dan tidak
direncanakan adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan ada tidaknya
perencanaan dalam perubahan sosial tersebut. Perubahan yang direncanakan adalah
perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih
dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak
dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Perubahan yang tidak
direncanakan biasanya diakibatkan karena bencana alam atau wabah penyakit.
3.3. Perubahan
Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil
Perubahan berpengaruh besar dan
berpengaruh kecil adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan besar pengaruhnya
terhadap masyarakat. Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan,
hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sedangkan
perubahan berpengaruh kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat. Perubahan berpengaruh kecil biasanya berupa mode atau tren yang
tidak semua masyarakat mengikutinya.
4. Faktor Pendorong dan
Penghambat Perubahan Sosial
Di dalam proses perubahan sosial juga
terdapat pendorong (pengukung) dan penghambat perubahan sosial. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor pendorong membuat proses perubahan
sosial menjadi lebih cepat sedangkan faktor penghambat membuat proses perubahan
sosial menjadi lebih lambat bahkan gagal.
4.1. Faktor Pendorong
Perubahan Sosial
Faktor pendorong perubahan sosial adalah
faktor yang mempercepat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kontak
dengan masyarakat lain, difusi (penyebaran unsur-unsur kebudayaan) dalam
masyarakat, difusi antar masyarakat, sistem pendidikan yang maju, sikap ingin
maju, toleransi, sistem stratifikasi (lapisan) sosial terbuka, penduduk yang
heterogen (bermacam-macam), ketidakpuasan terhadap kondisi kehidupan, orientasi
ke masa depan, nilai yang menyatakan bahwa manusia harus berusaha memperbaiki
nasibnya, disorganisasi (pertikaian) dalam keluarga), dan sikap mudah menerima
hal-hal baru.
4.2. Faktor Penghambat
Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak akan selalu
berjalan mulus. Perubahan sosial seringkali dihambat oleh beberapa faktor
penghambat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kurangnya hubungan dengan
masyarakat yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat, sikap
masyarakat yang tradisional, adat atau kebiasaan, kepentingan-kepentingan yang
tertanam kuat sekali, rasa takut akan terjadinya disintegrasi (meninggalkan
tradisi), sikap yang tertutup, hambatan yang bersifat ideologis, dan hakikat
hidup.
6. Proses Perubahan
Sosial
Perubahan sosial terdiri dari beberapa
proses. Proses itu dapat ditandai dengan perubahan pada struktur
lembaga-lembaga sosial. Proses-proses sosial tersebut menyangkut penyesuaian
masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran perubahan, disorganisasi, dan
reorganisasi.
6.1. Penyesuaian
Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian atau kesesuaian masyarakat
adalah yang paling diidam-idamkan. Keserasian tersebut ditandai dengan keadaan
dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan
saling mengisi. Sekali saja terjadi gangguan, masyarakat akan menolaknya atau
mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Hal ini menyebabnya
masuknya berbagai unsur-unsur baik yang baru maupun yang lama. Terkadang
unsur-unsur tersebut bertentangan dengan nilai dan norma pada masyarakat. Hal
ini berarti gangguan-gangguan terus menerus terjadi terhadap keserasian
masyarakat.
6.2. Saluran-Saluran
Perubahan Sosial
Saluran-saluran perubahan sosial adalah
saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Saluran tersebut
berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan
oleh khalayak ramai, atau mengalami proses institutionalization (pelembagaan).
Saluran-saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan dalam berbagai bidang
seperti pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dll. Pada suatu waktu, salah satu
lembaga kemasyarakatan akan menjadi saluran utama perubahan sosial dan membawa
akibat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya karena lembaga-lembaga tersebut
merupakan suatu sistem yang saling terkait satu sama lain.
6.3. Disintegrasi dan
Reintegrasi
Perubahan sosial dapat mengakibatkan
terjadinya proses disintegrasi atau reintegrasi. Disintegrasi atau
disorganisasi adalah suatu proses pudarnya norma-norma dan nilainilai dalam
masyarakat yang disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reintegrasi atau reorganisasi adalah proses
pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Reintegrasi
umumnya disebabkan oleh rasa kesatuan dan persatuan.
Contoh Perubahan Sosial Budaya

®
Perubahan Sosial dalam bidang
Transportasi. Pada zaman dahulu orang/masyarakat lebih dominan memakai delman
tapi,karena akibat kemajuan teknologi,sekarang orang-orang lebih dominan
memakai mobil/angkutan umum.

®
Salah satu pengaruh dampak positif
perubahan sosial budaya di kehisupan masyarakat. Membajak sawah dengan
menggunakan kerbau lebih lama dan berat,sedangkan menggunakan traktor,pekerjaan
manusia jadi mudah dan ringan.

®
Permainan yang dilakukan anak zaman dulu
dan zaman sekarang.

®
Peralatan rumah tangga yang digunakan dulu
berbeda dengan peralatan rumah tangga yang sekarang yang sifatnya lebih praktis
dan mudah digunakan,berbeda dengan zaman dulu lebih rumit,dan hal ini termasuk
perubahan sosial.

®
Perkembangan budaya di Indonesia,sudah
terjadi perubahan sosial. Dan cenderung sebagai plagiator budaya negara lain.
Dengan adanya Girl band (Budaya Korea) sudah berkembang di Indonesia
dibandingkan seni budaya dari indonesia itu sendiri. Jarang sekali mendapatkan
acara-acara Tradisional Kebudayaan dari dalam Negeri (Indonesia). Kebanyakan para
generasi penerus banyak terpengaruhi oleh westernisasi dalam kehidupan sosial
budaya.
®
Westernisasi
adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan
dari negara-negara Barat yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya ; suatu
proses untuk mengembangkan kebiasaan hidup yang bergaya kebarat-baratan.
Seperti :
·
Gaya hidup
·
Cara berpakaian
·
Pergaulan remaja
·
Lunturnya nilai budaya daerah di
Indonesia.
v Westernisasi di Indonesia :
·
Budaya

·
Gaya Hidup

·
Cara Berpakaian

Tidak ada komentar:
Posting Komentar